Devosi : Senin, 15 Februari 2021
Bacaan Alkitab : Roma 7 : 7
Allah menawari kita penghiburan yang cukup besar untuk apapun yang pernah dan akan kita hadapi, baik di dalam kehidupan maupun di dalam kematian. Untuk menerima dan menikmati penghiburan itu, pertama-tama kita harus mengetahui betapa kita memerlukan apa yang Allah tawarkan itu. Sejak Adam dan Hawa memilih untuk menaati Iblis, dan bukan Allah, setiap manusia terlahir di dalam dosa di setiap bagiannya. Pikiran kita berdosa. Keinginan kita berdosa. Kita bahkan tidak menyadari betapa berdosanya kita, karena hati nurani kita, yang seharusnya memperlihatkan kepada kita ketika kita melakukan sesuatu yang salah, juga berdosa. Hati kita berdosa, dan mereka menipu kita untuk berpikir bahwa kita baik-baik saja, padahal kenyataannya kita berada dalam ancaman murka Allah karena dosa kita.
Di dalam anugerah-Nya, Allah ingin agar kita melihat dosa dan kesengsaraan kita sehingga kita berpaling kepada-Nya untuk menyelamatkan kita dari dosa dan kesengsaraan itu. Jadi Allah memberi kita hukum-Nya. Hukum Allah adalah standar yang kudus dan benar secara sempurna, yang Dia tuntut agar kita lakukan. Jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain, mungkin kita terlihat cukup bagus. Tetapi ketika kita membandingkan diri kita dengan hukum Allah yang sempurna itu, kita melihat betapa berdosanya kita. Sebelum Rasul Paulus beriman kepada Tuhan Yesus, dia menghabiskan seluruh hidupnya bekerja sangat keras untuk mematuhi setiap aturan yang mungkin bisa menyenangkan Tuhan. Meskipun demikian, ketika dia membaca perintah Allah, untuk jangan mengingini - yaitu tidak mengingini apa yang orang lain miliki - dia melihat bahwa dirinya sungguh adalah seorang yang berdosa.
Source : Renungan Keluarga berdasarkan Katekismus Heidelberg
Menghibur Hati - Mendidik Akal Budi | Starr Meade