Devosi : Jumat, 26 Februari 2021
Bacaan Alkitab : Amsal 17 : 3, Kejadian 6 : 5
Jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain, mungkin kita terlihat cukup bagus. Namun, Allah melihat hati kita. Meskipun kita tidak pernah membunuh siapa pun, Allah melihat ketika kita menyimpan ketidaksukaan yang mendalam di dalam hati kita terhadap seseorang yang mengganggu kita. Bahkan kalau kita melakukan sesuatu yang sangat baik dan tidak egois terhadap seseorang, Allah tahu jika salah satu alasan kita melakukannya ialah agar kita terlihat baik, entah bagi orang lain maupun bagi diri kita sendiri. Bahkan ketika kita berdoa pun, Allah tahu kapan pikiran kita mengembara, atau kapan kita berharap waktu akan cepat berlalu. Allah melihat bahwa tindakan kita yang terbaik pun telah tercampur dengan dosa di dalamnya.
Itu sebabnya katekismus ini mengatakan bahwa kita "sepenuhnya tidak mampu melakukan kebaikan apa pun". Jika diserahkan pada diri kita sendiri, kita cenderung ke arah kejahatan, bahkan ketika kita berbuat baik. Kejahatan menarik kita seperti magnet. Kita ingin melakukannya. Ini adalah akibat yang menyedihkan dari Kejatuhan. Setiap manusia yang pernah lahir (kecuali Tuhan Yesus Kristus) terlahir "condong kepada segala kejahatan," "sepenuhnya tidak mampu melakukan kebaikan apa pun."
Kabar baiknya adalah bahwa Allah, di dalam rahmat-Nya, tidak membiarkan dosa manusia itu berkembang dengan liar. Dia mencegah manusia melakukan semua dosa dan kejahatan yang bisa mereka lakukan. Jika Dia tidak mencegah, manusia akan menghancurkan diri mereka sendiri dan dunia tempat mereka tinggal sejak dulu!
Source : Renungan Keluarga berdasarkan Katekismus Heidelberg
Menghibur Hati - Mendidik Akal Budi | Starr Meade
Note : Tuliskan 1 pesan singkat yang kamu dapatkan dari devosi hari ini pada kolom komentar ini :)