Devosi : Senin, 7 Juni 2021
Bacaan Alkitab : Yesaya 53:1-4
Jika kita berpikir mengenai penderitaan Yesus, biasanya kita berpikir mengenai salib. Tentu saja itu merupakan puncak penderitaan Yesus Tetapi Yesus sudah mulai menderita sejak awal kehidupan-Nya sebagai manusia. Sebagai Allah Anak, Dia selalu tidak terbatas dan hidup di dalam kemuliaan dengan Bapa-Nya. Ketika Yesus menjadi manusia, untuk pertama kalinya Dia memiliki keterbatasan. Yesus memulai kehidupan manusia sebagai bayi yang sangat kecil di dalam kandungan ibu-Nya. Dia mengambil tubuh ciptaan Itu merupakan suatu langkah perendahan diri yang sangat besar bagi Anak Allah yang kekal, dan itu adalah awal dari penderitaan-Nya. Kita semua mengalami derajat penderitaan yang berbeda-beda pada saat kita menjalani kehidupan kita sehari-hari, kita terluka atau sakit, kita merasa lapar atau haus, atau lelah. Kita merasa sedih ketika orang yang kita cintai mengalami masalah, dan perasaan kita terluka ketika seseorang mengatakan sesuatu yang buruk tentang kita. Ketika teman-teman atau ke luarga kita sibuk dan tidak memahami kita, kita merasa kesepian. Yesus merasakan semua penderitaan yang sama seperti yang kita rasakan, karena Dia mengalami semua penderitaan yang dialami umat manusia karena dosa-dosa mereka. Keluarga Yesus miskin, sehingga Dia mengalami masalah khusus disebabkan oleh kemiskinan. Ketika Dia masih bayi, tempat yang tidur-Nya adalah tempat makan hewan. Ketika Dia tumbuh menjadi dewasa, Dia masih miskin dan tidak pernah memiliki rumah sendiri. Selain penderitaan-penderitaan itu. Yesus memiliki penderitaan-Nya sendiri yang unik. Karena Dia tidak berdosa, maka adalah penyiksaan bagi Yesus untuk hidup di antara orang-orang berdosa. Sepanjang hari, Dia harus melihat orang, bahkan teman terdekatnya, berbuat dosa melawan Bapa Nya, dan hal itu mendukakan Dia. Meskipun Yesus adalah Allah dan datang untuk membawa keselamatan, namun kebanyakan orang menolak dan membenci-Nya. Dia difitnah, disiksa, dan dibunuh. Di kayu salib, Dia tidak hanya merasakan sakit fisik yang yang luar biasa, tetapi Dia merasakan segenap murka dan penghakiman Allah Bapa atas dosa kita. Kita tidak akan bisa benar-benar memahami semua penderitaan Yesus. Kita hanya bisa bersyukur kepada-Nya untuk hal itu.
* Selamat menjalankan devosi pagi :)
Renungan bisa diakses pada video youtube di bawah ini ya...
God bless all !
Source : Renungan Keluarga berdasarkan Katekismus Singkat Westminster
Menghibur Hati - Mendidik Akal Budi | Starr Meade
Note : Tuliskan 1 pesan singkat yang kamu dapatkan dari devosi hari ini pada kolom komentar ini :)
Semangat melaksanakan Ujian Semester !