Keberatan
[ cerpen karya : Leonardlee Tjoa ]
Agus sedang tidak beruntung datang pada tempat yang salah dan waktu yang salah membuat dia terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan. Saat dia tidak sengaja mencoba melerai dua orang yang sedang bertengkar, dan salah satunya menggunakan senjata api.
[ini adalah penyebabnya, jika ada orang bertengkar seharusnya dilerai]
Mencoba melerai, Agus terjatuh karena terkejut mendengar suara tembakan. Dia melihat korban yang ditembak pada bagian kaki dan menemukannya dalam keadaan masih hidup. Berusaha untuk berdiri tetapi seseorang dengan senjata api menarik Agus dan memaksanya untuk mengambil senjata api. Memaksanya untuk menembak. Pada saat Agus melihat kebawah, senjata api terdapat pada tangannya.
[Jika ada senjata, yang tidak palsu biasanya digunakan, banyak polisi meluncurkan tembakan peringatan pada bagian kaki dan orang tertembak masih hidup, sehingga dapat dibilang luka pada kaki tidak parah. Seseorang menembak lalu melarikan diri mungkin sering terjadi, tetapi sidik jari akan menemukan pelakunya, sehingga jika sidik jari orang lain terdapat maka pelaku mungkin dapat selamat dari tangkapan]
Agus memiliki hari yang buruk, tetapi tidak pernah terjadi sebelumnya sebanding dengan yang terjadi sekarang ini. Agus menatap sang pembunuh, dan menanyakan apa yang terjadi. Pelaku berusaha melarikan diri dan berpura-pura berteriak meminta tolong seperti dia akan dibunuh. Hal itu bertujuan agar seolah-olah kejahatan dilakukan oleh Agus. Agus membuang senjata api itu ke lantai dan mengejar sang pelaku.
[Karena Agus tidak tahu apa yang terjadi, Ia bertanya. Mengapa dia harus menembak? Melarikan diri akan mencurigakan tetapi jika meminta tolong akan membuat perhatian orang lainnya berubah]
Polisi datang pada lokasi kejadian beberapa saat kemudian karena mendengar suara senjata api. Melihat orang yang meminta bantuan yang dikejar, dengan segera polisi menangkap Agus. Ia dibawa menuju pusat penahanan.
[Suara senjata api tidak kecil, tersangka biasanya ditahan pada pusat penahanan]
***
Agus dimasukkan ke dalam selnya, Ia tidak mengatakan apa-apa. Hanya memikirkan apa peristiwa yang terjadi sebelumnya. Ia tidur diatas tempat tidur yang kusang dan tua. Agus tertidur untuk beberapa jam saja.
[Sebelum disidang tersangka masuk ke dalam sel.]
Seringkali, situasi buruk terjadi. Berturut-turut kesialan menimpanya. Hari demi hari menjadi lebih buruk. Agus kemarin hampir ditabrak. Hari ini adalah pembunuhan. Agus tidak mengetahui bagaimana bisa keluar dari yang satu ini.
[Masalah memang dijumpai sehari-hari tetapi tindakan kriminal tidaklah biasa]
Berbaring pada tempat tidur yang kusang dan tua, Ia tidur untuk beberapa jam saja.
[Penjara dibuat se-efisien mungkin, karena bertujuan untuk menampung orang yang banyak]
Pintu berderit, seorang penjaga sekuritas datang membawa Agus untuk di interogasi mengenai apa yang terjadi, siapa disana, apakah ada saksi dan lain-lainnya.
[Interogasi memang biasa dilakukan untuk penyelidikan kasus]
Setelah interogasi selesai, Agus kembali ke dalam selnya. Dilihatnya sebuah koran pada lantai, Ia membaca koran tersebut dan menjumpai sebuah artikel mengenai seorang pengacara bernama Iwan. Mungkin kasus Agus dapat diselesaikan oleh pengacara tersebut.
[Koran berisi berita, artikel dan iklan. Mengapa ada di koran? Karena pengacara tersebut baik dalam karirnya]
***
Keesokan harinya, Agus tidak bangun dalam keadaan yang sempurna, karena
begadang dan sibuk memikirkan kasusnya. Ia bangun tanpa mengetahui kapan waktu dan hari saat ini. Tak lama kemudian pintu sel terbuka. Seorang penjaga memanggil Agus dan membawanya bertemu dengan pengunjungnya. Agus berharap Ia mendapatkan jaminan, tetapi persidangan akan dilaksanakan pada besok hari.
Seseorang menunggu Agus di sisi lain yang dihalang oleh tembok.
[Tidak dapat tidur karena berpikir terus, mungkin bermimpi diselamatkan oleh pengacara tersebut, mengapa bertemu pengunjung? Kedatangan pengunjung. Dengan mendapat jaminan tersangka dapat kembali ke rumahnya dan akan datang menuju pengadilan pada hari persidangan]
Ia bertemu dengan seorang pengacara yang bernama Iwan. Agus merasa Ia bermimpi karena Ia melihat di koran, pengacara Iwan. Yang kini sedang berada di depannya. Agus meminta Iwan untuk menangani kasusnya. Iwan setuju untuk membantu menyelesaikan kasusnya. Agus menceritakan Ia memegang senjata api tersebut dan sidik jarinya berada pada benda itu. Semuanya seolah sudah berakhir bagi Agus, dia sudah pasti akan dituduh pelakunya. Mungkin dia melakukannya untuk uang atau hal lainnya karena tidak mungkin pengacara bisa membuktikan kliennya tidak bersalah tanpa alasan.
[Agar dapat ditangani kasusnya, pertama-tama perlu menemui pengacara dan memintanya untuk menangani, pengacara perlu mengetahui kasus yang dialami oleh kliennya agar dapat menangani kasusnya dengan baik.]
Agus tidak mengenal pelaku sama sekali, dia dengan pembunuh bertengkar. Itulah sebabnya Agus datang menuju lokasi kejadian yaitu gudang tersebut. Ia berpikir ada masalah dan mendengar teriakan.
[Ini penjelasan mengapa Agus berada di lokasi kejadian dan hubungan dengan pelaku, karena mungkin motif pelaku bermaksud untuk mencelakakan Agus atau hal lainnya]
Iwan menenangkan Agus agar tidak takut dan segala sesuatu aman terkendali pada persidangan besok harinya. Waktu pengunjungan telah habis. Agus harus kembali menuju selnya.
[Ketika pertama kali akan disidang yang terjadi adalah rasa yang wajar yaitu takut, merupakan hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menenangkan orang yang ketakutan. Waktu pengunjungan ada batasnya, tahanan perlu kembali menuju selnya dan tidak bisa selalu diluar selnya(karena akan menghilangkan fungsi utama sel)]
Nasib Agus dipegang oleh Iwan, pengacaranya. Pada lobi, Agus menunggu Iwan datang. Tak lama kemudian Ia bertemu dengan Iwan. Agus memberitahu kecemasannya, tetapi Iwan memintanya untuk tetap tenang.
[Pengacara adalah orang yang ahli luar dalam hukum, Ia akan berusaha agar kliennya mendapatkan segala hak-haknya. Lobi adalah tempat tunggu sebelum memulai persidangan.]
***
Sidang dimulai. Agus dibawa menuju kursi tersangka, dan melihat seisi sidang diantara kedua matanya. Agus menggigit lidah dan menutup mulut sambil berharap sidang tidak terlalu panjang.
[Setelah menunggu, sampailah saat yang ditunggu-tunggu. Yaitu dimulai. Melihat memang menggunakan mata.]
Hakim memulai persidangan, kemudian menanyakan persiapan Jaksa dan Pengacara. Jaksa penuntut telah siap. Dia adalah orang yang tua dengan seragam abu-abu, berkaca mata dan memiliki titik botak di kepalanya. Pengacara juga sudah siap. Jaksa memulai pernyataan pembuka. Korban Andri meninggal akibat tembakan pistol menembus jantung. Pada bagian kaki terdapat luka tembak. Laporan otopsi korban diterima oleh pengadilan sebagai barang bukti. Jaksa menyatakan sidik jari tersangka terdapat pada lokasi kejadian dan saksi mata dapat membuktikan kesalahan tersangka.
[Jaksa memberikan pernyataan pembuka berupa rincian kejadian.]
Saksi maju kedepan, kemudian menyatakan namanya, yakni Dani dan bekerja memaketkan barang-barang untuk Perusahaan Importir. Ia bersaksi pada saat kejadian tersebut terjadi Ia sedang menggeser paket di gudang dari Perusahaan Importir, mendengar suara aneh Ia mencari sumbernya dan menemukan dua orang sedang bertengkar, pada saat Ia berusaha melerainya tembakan senjata api telah diluncurkan kemudian Ia memanggil polisi.
[Saksi perlu menyatakan nama dan pekerjaannya sebelum memberikan kesaksian. Kemudian menceritakan apa yang ia lihat pada kejadian tersebut.]
Pengacara meminta pemeriksaan silang, Ia menanyakan pekerjaan Dani. Berdasarkan bukti selembar kertas daftar nama pekerja pada Perusahaan Importir. Dalam daftar tersebut nama Dani tidak ditemukan, dan juga pekerja perusahaan tersebut menyatakan tidak mengenal seseorang bernama Dani. Iwan menyatakan alasan saksi untuk berbohong adalah perlu alasan mengapa dia berada dalam gudang tersebut. Korban merupakan pekerja disana, sehingga saatnya bagi saksi untuk menyatakan rekan kerjaku dibunuh.
[Pemeriksaan silang adalah bagian dari seleksi kebenaran yang dilakukan dalam pengadilan berupa menanyakan saksi mengenai ingatan mereka dengan tujuan untuk membuat saksi tidak dapat dipercaya]
Dani mengakui ia berbohong mengenai tempat Ia bekerja tetapi berusaha
menetapkan tersangka sebagai pelaku dengan menyatakan sidik jarinya terdapat pada senjata api tersebut. Kesaksian Dani diminta untuk kedua kalinya mengenai apa yang dilihatnya.
[Saksi akan mengakui kesalahannya, tetapi tidak akan mengakui seluruh kesalahannya]
Selanjutnya Ia memberikan kesaksian tersangka dengan korban sedang bertengkar, Agus memiliki senjata api menembaknya pada korban di bagian jantung, terkejut melihat pembunuhan terjadi di depan matanya. Ia berusaha lari dan meminta tolong.
[Pelaku yang berlaku sebagai seorang saksi memiliki kendala dalam memilah apa yang diketahui dan tidak diketahuinya.]
Pemeriksaan silang selanjutnya, Iwan menanyakan mengapa saksi
mendengarkan satu tembakan. Ia menunjukkan hasil otopsi yang menyatakan korban ditembak pada bagian kaki dan jantung.
[Setiap kesaksian perlu dilakukan pemeriksaan silang. Jika bertentangan dengan barang bukti, saksi dapat diragukan kebenarannya.]
Kemungkinan itu disebabkan karena saksi masuk ke dalam gudang ketika peluru terakhir ditembakkan. Tetapi Iwan berpendapat saksi tidak menceritakan semuanya. Sidik jari tersangka terdapat pada senjata api, tetapi juga terdapat sidik jari lainnya yaitu milik Dani. Dani menyatakan Ia berusaha untuk memberhentikan pertengkaran, dan mungkin menyentuh senjata api dengan tidak sengaja.
[Pengadilan tidak akan langsung menyatakan orang bersalah atau tidak bersalah, diperlukan bukti-bukti yang kuat. Satu hal mungkin dapat disebabkan oleh berbagai lainnya.]
Tersangka dipanggil oleh pengacara dan diminta kesaksiannya. Setelah menyatakan nama dan pekerjaan. Agus bersaksi Ia mengambil rute cepat menuju tempat kerjanya yang terletak dibelakang Gudang tersebut, rute yang sering dilaluinya. Kemudian Ia mendengar pertengkaran dan membuka gudang tersebut, menemukan 2 orang yaitu sang korban dan Dani bertengkar. Meneriakkan mereka dan mengancam memanggil polisi tetapi diancam oleh Dani. Peristiwa selanjutnya tidak diingat Agus.
[Tersangka juga adalah saksi dari kejadian tersebut dan jika diperlukan Ia akan memberikan keterangan tetapi segala ucapannya akan mungkin mengkriminasi dirinya sendiri.]
Pisau dapur diperlihatkan oleh Iwan dan Agus teringat. Menarik napas yang dalam, Agus bersaksi bahwa Dani mengancamnya dengan sebuah pisau. Dia memaksa Agus datang bersamanya, kemudian korban ditembak dibagian kaki. Agus mencoba lari, tetapi dia memaksakan senjata api berada ditangan Agus dan menembak korban. Membuat seolah-olah Agus pelaku yang menembak sang korban.
[Ketika seseorang melupakan sesuatu, menunjukkan benda akan membuatnya teringat]
Pengadilan menjadi hening. Jaksa beranggapan ini tidak membuktikan apa-
apa dan menghabiskan waktu persidangan dengan mendengarkan kembali hal yang sudah diketahui. Dengan tersangka mengakui memegang senjata api, pengacara membuktikan tersangka tidak menembak korban. Iwan menyajikan kamera sebagai barang bukti. Sebuah kamera sekuritas.
[Ketika ingin melakukan pemeriksaan silang, atau memanggil saksi. Waktu dari pengadilan sangat penting untuk diperhatikan. Jika kesaksian orang tidak dapat dipercaya, kamera sekuritas berupa cctv dapat dipercaya(selama hasil editan dan terbukti asli).]
Rekaman diputar dan memperlihatkan kejadian yang terjadi di pengadilan. Seisi pengadilan melihat Agus diseret. Dani menembak korban di depan Agus, dan disaat bersamaan Agus mencoba pergi, tetapi terjatuh karena terkejut. Agus terlihat dipaksakan menembakkan senjata api dari tangannya oleh Dani, korban meninggal dan Agus melemparkan senjata mengejar Dani, tidak lama kemudian terlihat anggota polisi sampai di tempat kejadian.
[Mengingat kembali kejadian yang terjadi sebelumnya]
Dani mengatakan: “Orang tersebut tau itu akan terjadi, dia telah mengambil
pacar dan pekerjaanku. Saya mengambil nyawanya sebagai kembalian!” Penjaga menarik dan memborgolnya. Hakim memukul palunya dan menyatakan tidak ada tujuan untuk melanjutkan sidang, melihat saksi mengakui kejahatannya. Bukti sudah kuat dan keputusan sudah ditentukan. Pengadilan menemukan tersangka terbukti tidak bersalah.
[Motif diperlukan, jika tersangka bukan pelakunya. Maka tersangka tidak bersalah dan orang lain tersebut lah yang layak menjadi pelaku sebenarnya.]
Segala sesuatu berjalan dengan lambat seperti mimpi. Agus tidak bersalah dan bisa berjalan dengan bebas. Kakinya menemukan jalan menuju Iwan dan berterimakasih.
[setelah dibantu, maka berterimakasih.]
Metode pembayarannya, tidak diketahui oleh Agus. Ia ingin memberikan segala yang dimilikinya, tetapi hanya memiliki beberapa dolar. Bekerja sebagai seorang pelayan tidak mudah.
[Pengacara tidak gratis]
Memberi klien putusan tidak bersalah adalah hal yang terpenting dari pengacara. Agus menawari Iwan untuk makan bersama di tempat Ia bekerja karena merasa lapar berada di pusat penahanan. Maka berangkatlah mereka menuju restoran yang terletak di belakang gudang tersebut tetapi Agus tidak melewati rute sehari-harinya karena garis polisi menghalanginya.
[untuk mempertahankan nilai dari pengacara, adalah jumlah kasus tidak bersalah, tetapi meskipun demikian meringankan hukuman dari duduk di kursi listrik menjadi 20 tahun penjara merupakan sebuah kemenangan. Jika lapar maka makan. Lokasi kejadian perlu disegel polisi]
Lampu-lampu menyinari tempat tersebut sehingga gelap malam tidak menutupinya. Sesampainya disana pelayan datang dan mengambil pesanan mereka. Mereka makan dan menghabiskan waktu bersama. Agus berterimakasih atas apa yang telah Iwan lakukan dan kemudian mereka berangkat.
[Berdasarkan apa yang terjadi pada saat masuk di restoran, pelayan datang menanyakan pesanan, dan penutup]
* TAMAT *