Di awal kehidupan jemaat mulamula, kita menemukan kehidupan yang
penuh tantangan sekaligus kehidupan
Gereja yang penuh berkat. Gereja mulamula bukan kehidupan gereja ideal tapi
justru kehidupan Gereja yang sedang
bertumbuh. Mulai bertumbuh dalam
kekudusan dan kebenaran dan keadilan.
Para rasul harus berhadapan dengan orang
yang berbohong tentang keuangan, tidak
jujur pada Allah, maka Allah menghukum
Ananias dan Safira. Gereja mula-mula juga
belajar memperlakukan orang dengan adil,
maka para rasul mengangkat para diaken
untuk menangani pembagian bantuan bagi
janda-janda yang miskin. Dan yang pasti
Gereja mula-mula juga menghadapi ajaran
palsu yang menyusup. Maka para rasul
dengan gigih mengajar dan menyatakan
mana yang benar dan mana yang salah.
Di tengah situasi seperti itu, Allah
membangkitkan para pelayan-Nya yang
setia dan murni hatinya. Adalah seorang
bernama Barnabas, ia terkenal sebagai
orang yang suka bekerja sama dengan
baik. Melihat dengan tepat kelebihan
dan kekurangan diri dan orang lain
dengan tepat. Ini membuat dia terkenal
dengan sebutan anak penghiburan. Di
mana Barnabas berada, ia meredakan
perselisihan, ia mendamaikan satu dengan
yang lain.
Hidup sebagai garam yang
memberi rasa dan membuat suasana
menjadi baik adalah sikap yang penting.
Bahkan Barnabas dipakai Tuhan untuk
memunculkan Saulus yang sidah bertobat. Waktu itu semua orang curiga pada Saulus.
Mana mungkin Saulus bertobat, bisa jadi
hanya pura-pura. Nah, Barnabas melihat
dengan jeli dan percaya pada Saulus dan
mengajaknya melayani bersama. Dan
Alkitab mencatat bahwa Allah memang
mau memakai Saulus menjadi salah satu
pemberita Injil yang besar.
Mari renungkan : 1. Bagimana gereja menjadi garam dunia?