Devosi SD : Jumat, 4 Februari 2022
Dukacita yang Tidak Perlu : Esau yang Menyesal
(Kejadian 27:27-41)
Esau mungkin merasa bahwa
kebudayaan sekitar dan kesukaan
ayahnya, Ishak ,kepadanya
adalah jaminan akan hak dan
berkat kesulungan yang ia akan
dapat. Meskipun Allah pernah
berfirman bahwa yang bungsu akan
menjadi tuan bagi yang sulung,
tapi kenyataannya semua hal di
sekitarnya mendukungnya mendapat
hak kesulungan itu. Sehingga apa
yang terjadi? Ia meremehkan hak
kesulungan itu dan menganggap
enteng, serasa hak itu pasti akan
jatuh padanya walaupun ia tidak
merasa mengingininya. Apakah
benar demikian? Tentu tidak.
Ketika Esau meremehkannya
maka ia akan mengambil keputusan
yang salah. Ia bahkan menukar hak
kesulungan dengan semangkok
kacang merah saja. Bayangkan
betapa besar penghinaan Esau
terhadap hak kesulungan ini. Dan
ketika akhirnya ia tidak mendapatkan
apa-apa sama sekali, mendadak
ia baru sadar bahwa ia sudah
kehilangan sesuatu yang penting,
dan ketika itu ia menangis meraungraung pun tidak ada gunanya.
Anak-anak, ketika kita gampang
meremehkan firman Tuhan, itu
adalah bahaya besar sekali! Karena
kita sedang meremehkan hal paling
penting. Dan ketika hal itu jadi
kebiasaan hidup, maka kita bisa
tidak merasa perlu akan berkat dan
penyertaan Allah dan di situlah kita
akan mendapatkan dukacita besar.
Mari renungkan :
Hal penting apa yang tidak boleh kita remehkan dan harus senantiasa kita dengar?
Selamat menjalankan devosi :)
God bless all !