Devosi SD : Kamis, 10 Februari 2022
Dukacita yang Tidak Perlu : Gehazi yang Serakah
(2 Raja-Raja 5:15-27)
Ketika Naaman menemui Nabi
Elisa, ia membawa pemberian yang
banyak. Apalagi setelah ia mendapati
bahwa kustanya sembuh, Naaman mau
memberikan hadiah yang banyak pada
Elisa. Namun Elisa tidak menerimanya,
karena sebagai nabi Tuhan, ia tidak cinta
uang dan tidak mengambil keuntungan
dari pelayanan yang ia kerjakan.
Tapi tidak demikian dengan Gehazi,
ia langsung melihat bahwa ini adalah
kesempatan yang langka dan tidak
melanggar peraturan apa pun, tidak
mencuri, tidak memeras orang, mengapa
nabi Elisa tidak mau ambil? Sehingga
Gehazi merasa ini adalah kesempatan
dalam kesempitan.
Ia berbohong pada Namaan untuk
mendapatkan hadiah-hadiah itu. Hatinya
yang serakah merasa bahwa ia bisa saja
mengambil bagian/“jatah” Nabi Elisa.
Apakah hal ini berkenan di hadapan Allah?
Tentu saja tidak. Melalui Nabi Elisa, Allah
menghukum Gehazi. Serakah akan uang
bisa membutakan mata Gehazi sehingga
ia akan menempuh segala cara untuk
mendapatkannya.
Anak-anak, sebagai orang Kristen,
kita memerlukan uang untuk hidup seharihari dan untuk kita kelola. Namun uang
bukan tujuan kita belajar dan bekerja. Kita
perlu uang dan perlu bertanggung jawab
dalam mencari dan menggunakannya.
Namun uang bukan segala-galanya.
Kita hidup untuk Allah dan bukan untuk
mendapat uang. Alkitab mengatakan
bahwa cinta akan
uang adalah sumber segala dosa. Yang
menjadi masalah bukan uangnya tapi hati
kita yang mencintai uang lebih daripada
cinta Allah dan kebenaran-Nya.
Mari renungkan :
Bagaimana kita seharusnya memandang uang?
Selamat menjalankan devosi :)
God bless all !