Bacaan: Markus 2 : 23 – 28

Ita mengatur beberapa lembar kertas pembungkus makanan di meja makan makan. Pelan-pelan diambilnya nasi, ayam goreng dan sambal. Setelah beberapa kali mencoba membungkus, Ita merasa puas karena bungkusan itu sudah tampak rapi. Dia membuat lagi empat nasi bungkus. Lalu kelima nasi bungkus dimasukkan ke dalam kantong kertas. Setelah meletakkan bungkusan di keranjang sepeda kesayangannya, Ita membuka pintu pagar. Pada saat itu lewatlah Badu yang akan bermain sepak bola di lapangan. “Apa ini? Kamu sekarang jualan nasi bungkus ya ?” tanya Badu sambil membuka kantong yang ada di keranjang sepeda Ita. “Nasi-nasi ini mau aku taruh di kotak “ISI dan AMBIL” di ujung gang itu. Kemarin aku lihat ada bapak tukang becak yang lapar, mau ambil nasi di sana, tapi kotaknya pas kosong. Kasihan. Jadi sekarang aku mau isi kotak itu, siapa tahu ada yang membutuhkan dan akan ambil nasi di sana,”kata Ita.

“Kalau begitu, aku nitip sekalian ini ya, aku lihat itu belum ada minumnya,” kata Badu sambil menyerahkan beberapa botol minuman yang rencananya akan diminum bersama-sama dengan teman-temannya setelah bermain sepak bola nanti. “Terimakasih ya,” jawab Ita lalu mengayuh sepedanya menuju ujung gang.

Pada waktu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya dan merasa lapar, saat itu belum ada nasi bungkus ya.

Lalu apa yang dipetik murd-murid Yesus ketika lapar?

• Anggur
• Bulir Padi
• Buah Ara
• Bulir Gandung
• Buah Kurma
• Buah Zaitun

Doaku: “Bapa termakasih karena Engkau sudah memberikan aku makanan yang cukup. Ingatkan aku untuk selalu berbagi dengan orang lain yang kelaparan. Amin.”